1. Definisi Katolik
Kata Katolik berasal dari bahasa Yunani, yang berarti “untuk umum”. Kalimat ini terbagi dalam dua suku kata yaitu: “Cathos’ yang berarti ‘untuk’ clan “Lichus” yang berarti umum’. Cathoslichus berarti untuk umum atau universal. Kata ini untuk pertama kalinya ditemukan dalam tulisan Ignatius dari Antiokia (Antkhiocia) yaitu surat yang dikirim kepadajemaat-jemaatnya di Smirna. Dalam terminologi Kristen/Katolik, kata ini dipergunakan untuk beberapa arti sebagai berikut:
•Gereja yang universal, sebagai unsur pembeda dengan Gereja-Gereja lokal.
•Gereja yang benar, sebagai pembeda dengan aliran skimastik.
•Bagi penulis sej arah , hal ini dipakai untuk menunjuk kepada Gereja sebelum perpecahan antara Gereja Barat dengan Gereja Timur pada tahun 1054 M.
•Semenjak munculnya gerekan reformasi yang dipimpin oleh Marthinus Luther, Gereja Barat memakai kata ini untuk nama dirinya.
2. Definisi Kristen
Kata Kristen diambil dari kata Christ dan Thelein. Christ adalah Yesus dan Thelein adalah pengajaran. Kata Kristen bermakna orang-orang yang mengikuti pengajaran Yesus. Istilah Kristen diperkenalkan dalam Gereja pada tahun 190 M oleh Tertullianus satu paket dengan Rumusan Trinitas yang adalah hasil rumusannya sendiri yang diambil dari tradisi Hellenisme.Permasalahan dalam penamaan ini, sebagian orang dari kalangan (Kristen) memberikan pernyataan bahwajikalau demikian dapatlah dikatakan bahwa usia Kristen dan Katolik itu sama atau kata Kristen lebih tua usianya. Hal atau pernyataan tersebut adalah sama sekali tidak berdasar. Karena pada tahun 207 M sewaktu diadakan Sidang Sinode Gereja di kota Sardika untuk mengambil keputusan tentang pemakaian kata untuk nama Gereja,- apakah Gereja Barat mau menerima kata Kristen untuk merubah nama Gereja Roma, Gereja Barat (Roma) keberatan untuk memakai kata Kristen sebagai nama dirinya untuk menghilangkan unsur Yahudi dalam tubuh Gereja.
Semenjak saat itu kata Kristen hilang atau tidak terdengar. Kemudian kata ini muncul kembali pada abad ke sebelas sewaktu Martinus Luther mengadakan reformasi.
3. Sumber Theology Gereja
1. Golongan Apollogetika
Golongan Apologetika adalah sekumpulan orang-orang (filsuf) yang berupaya ‘menyesuaikan Injil dengan peradaban’. Maksud atau tujuannya adalah; “ingin” membuktikan bahwa hanya Injil yang menggenapi semua cita-cita filsafat Yunani. Menurut pandangan filsafat Yunani:
“Allah bersemayam di tempat yang sangat jauh di atas dunia ini, yakni di sebuah tempat yang tidak dapat didekati. Manusia dapat berhubungan dengan Allah hanya melalui pertolongan Roh atau para. Dewa.” Roh pengantar yang paling u tama adalah ‘Logos atau Kalam’. Logos atau Kalam ini adalah Allah Yang berwujud yang terbentuk di dan oleh dunia. Konsep ini (Allah disetarakan dengan Logos) membuka pintu perpecahan dalam tubuh Gereja dan membuka pula pintunya untuk dimasuki ajaran-ajaran dari budaya-budaya kekaflran.Theologi ApolIoget tentang kelepasan dunia adalah sebagai berikut:
Allah menJadikan logos dalam rangkaian waktu, sebagai Roh yang berpribadi, dan dengan adanya Logos tersebut membuat Allah mampu untuk menjadikan (baca: menciptakan) segala sesuatu.
2. Tertullianus
Tertullianus adalah seorang pengacara yang bekerja di Chartago. Kita mengenal Tertullianus dari tulisan-tulisannya yang dibukukan sebagai bahan rujukan dalam sekolah-sekolah tinggi teologi. Kitab-Kitabnya ini (Tertullianus) ditulis sekitar tahun 195 M hingga tahun 220 M.Theologinya sama dengan golongan Apologet, yang menjadi bahan rujukan teologi Gereja Barat. Tertullianus adalah orang yang pertama kali memakai istilah “Theologia” untuk rumusan rumusan yang menjadi hal yang lazim sejak zaman itu misalnya : dosa turunan, tebusan dosa dan rumusan-rumusan yang lainnya seperti: Allah berzat satu tetapi berpribadi tiga. la memandang manusia dan Allah sebagai seorang terdakwa dihadapan hakim. Sebagai seorang apolloget, Tertullianus mengajarkan bahwa Logos adalah sesuatu zat yang lebih tinggi dari Allah.
3. Clemens dari Alexandria
Adalah seorang ahli teologi yang memadukan atau menyesuaikan filsafat Yunani dengan’ Gnostik. Maksud dan tujuannya adalah sebagai upaya untuk menggerejakan orang kafir yang tingkat intelektualnya sangat tinggi.